PASER - Beberapa pelaku penyedia jasa truck muatan matrial dan tanah uruk di Kab. Paser keluhkan mulai sepinya orderan muatan pasca pengumuman kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di 3 September 2022.
MT (39 tahun), salah satu pengusaha penyedia angkutan matrial dan tanah yang dijumpai Minggu (11/09/2022) mengatakan, melambungnya harga urukan pasca berlakunya kenaikan BBM juga membuat pemesanan tanah uruk dan jasa angkutannya ikut terdampak sepi.
Baca juga:
Investasi Gerakan Pertumbuhan Ekonomi 2021
|
"Harga pengambilan tanah uruknya di pangkalan naik 50?n biaya operasional dan transportasi juga naik 50%, sehingga tanah uruk yang kemarin baru naik jadi Rp.60.000 kini naik lagi jadi Rp.90.000". Kata MT.
Bahkan jika dihitung sampai pengantaran tempat tujuan wilayah terdekat di Desa Janju dan sungai tuak tanah uruk yang kemarin 140.000 kini naik dari Rp.220.000 s/d 250 .000 per ret-nya.
Lebih lanjut MT mengatakan. Selain urukan, pada harga matrial jenis Pasir juga tarjadi kenaikan harga dari 450.000 naik menjadi Rp.700 .000 per retnya.
Hal senada juga disampaikan AL (43 tahun) tahun salah satu supir truk yang membenarkan, harga tanah urukan naik 50% hingga pembelian masyarakat atas kebutuhan tanah uruk serasa menurun lebih dari 50%.
Jika sebelumnya, dalam beberapa bulan sehari AL mengaku bisa dapat 8 sampai 10 ret, sekarang pasca adanya kenaikan harga, pemesanan jauh lebih menurun, yakni 2 sampai 3 hari ini baru dapat pesan 10 ret.
Di tempat terpisah, HR (41 tahun) yang sehari-harinya juga merupakan supir angkutan tanah uruk, mengaku pusing kejar setoran dan memenuhi kebutuhan anak istri dan kedua orangtuanya pasca adanya kenaikan BBM.
"Kita ini kan hanya ambil upah 10 ribu dari setiap keuntungan angkutan tanah uruknya, tapi klo pemesanan sudah makin berkurang kayak ini, ya terpaksa harus siap-siap dan pintar-pintar cari muatan lain kaya sawit dan barang kelontongan", terang HR. Mengahiri. (*Hendra*)